Lagi krisis ide, jadi saya postkan tugas tutorial semester pertama saya ini. semoga bermanfaat....... Amien.
Pendidikan seharusnya, dalam
tataran ideal, mestilah menjadi kebutuhan
yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Apabila kita telah berbicara
kebutuhan, maka manusia menjadi tidak bisa hidup tanpanya. Pendidikan tentunya
merubah pola pikir dan kemampuan manusia untuk hidup dengan lebih cerdas.
Mereka memiliki sebuah keahlian yang diharapkan dapat digunakan untuk
sekedar mempertahankan hidup atau, bahkan sangat diharapkan, mereka menggunakan
kemampuan yang mereka miliki tersebut untuk berbuat lebih dan bermanfaat bagi
orang di sekitar mereka.
Orang-orang terdidiklah,
apalagi kaum muda, yang diharapkan dapat menjadi generasi pelurus, tidak
hanya penerus yang hanya meneruskan apa yang telah diwariskan oleh nenek moyang
mereka. Ada semacam usaha-usaha untuk berbuat lebih, mamberi makna yang lebih
berarti dalam kehidupan mereka. Para insan terdidik seperti definisi yang kita
sepakati disini, adalah mereka yang memiliki semangat untuk merubah. Semangat
untuk bisa berkontribusi bagi apapun Orang-orang seperti ini lahir dari
rahim-rahim semangat dan idealisme para pahlawan bangsa. Maka tidak berlebihan
pula sekiranya menyebut golongan seperti ini sebagai pahlawan muda.
Mendengar kata pahlawan
tentunya menginspirasi kita mengenai apa saja job description yang mereka pegang. Menjadi penerang di
saat gelap, pelindung bagi yang lemah, pembela kebenaran di saat kebenaran itu
hanya berdiri sendiri, dan mencegah apabila mungkar mulai meraja-lela di dalam
hati-hati manusia.
Pembahasan tidak berhenti
sampai disini. Ada hal substansial lagi yang sesungguhnya melingkupi
segala landasan berpikir ini. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat
110, yang artinya:
“kamu sekalian (umat Islam)
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh
(berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah…”
Perkataan Dzat Yang Maha Agung
diatas, tentunya menjadi sesuatu yang tidak bisa disangkal-sangkal lagi, bahwa
hakekatnya, kita umat Islam adalah umat terbaik yang sengaja dilahirkan ke muka
bumi ini untuk melakukan kerja-kerja besar pahlawan. Merekalah yang tnidak
tenang melihat nasib bangsa yang terus dilanda masalah, merekalah yang tidak
tenang apabila hidup mereka hanya menjadi beban bagi orang lain tanpa
memberikan manfaat apapun.
Maka sesuatu yang patut untuk
kita syukuri dengan tidak henti-hentinya bahwa kita bisa menjadi satu bagian
dari umat terbaik yang pernah diciptakan Allah subhana wa ta’ala ini.
Bayangkan, dengan kita tetap menjadi seorang muslim saja, kita adalah umat
terbaik yang pernah ada. Apalagi apabila kita memiliki tools tambahan
yang dapat menyokong tugas-tugas kita.
Analoginya bisa kita kembangkan
dengan lebih jauh. Apabila menjadi seorang muslim saja kita telah dibai’at
sebagai umat terbaik, apalagi dengan tambahan modal lain yang patut untuk kita kembangkan.
Di awal pembahasan ini, telah
kita yakini bahwa pendidikan merupakan hal yang mau tidak mau haruslah dienyam
oleh seluruh umat di dunia. Bahkan satu poin dari sekian penjabaran Human
Rights sekalipun, menempatkan pendidikan sebagai satu hak wajib yang harus
diterima oleh umat se-dunia. Sebab, memang, pendidikan hakekatnya adalah modal
dasar yang mesti ditanam oleh manusia sehingga dengan hasil yang mereka tuai
itu, dapat menjadi amunisi-amunisi intelektual yang mengisi selongsong senjata
kehidupan mereka. Yang dengan senjata yang mereka miliki itu, ada target jelas
yang mesti mereka kunci untuk ditembakkan dan memberikan ledakan besar bagi
sasarannya. Namun karena amunisi senjata mereka adalah kecerdasan dan kemauan
untuk bermanfaat, maka sasaran-sasaran tembak mereka tidak akan merasakan sakit
dan penderitaan tapi adalah kesejukan dan kedamaian yang mereka dapatkan dari
para pahlawan yang menyelamatkan mereka. Inilah yang dinamakan sebagai seorang
muslim, yang dengan keislaman mereka saja mereka telah menjadi insan terbaik,
ditambah lagi dengan benih baru (pendidikan) yang mereka tanamkan di lahan hati
yang subur dari seorang umat terbaik. Sungguh luar biasa scenario penciptaan
Allah ini.
Agar selesai sampai pada akhir,
mari kita tilik sekali lagi firman Allah pada surat Ali Imran ayat 110 yang
telah dibahas sebagian di atas.
“kamu sekalian (umat Islam)
adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar, dan beriman kepada Allah…”
Demi melengkapi kesempurnaan
seorang muslim, maka Allah memberi standar tersendiri bagi umat terbaik
tersebut. Umat terbaik mestilah menunjukkan gelagat terbaik pula. Ia
haruslah bersifat dan berperilaku mulia. Membawa orang lain ke dalam kehidupan
yang lebih baik, membuat mereka berbuat dengan lebih baik pula. Tidak sekadar
mengajak kepada kebaikan, namun juga mencegah pribadi ataupun komunitas di
sekitarnya agar tidak berbuat jahil. Atau dalam bahasa Qur’an yang disebut
dengan ta’muruuna bil ma’ruuf wa tanhauna ‘anil munkar, dan tentu saja wa
tu’minuuna billah.
Benang merah dari semua ini
sepertinya sudah jelas, bahwa umat Islam haruslah menjadi seorang intelektual
yang bernilai dan bermanfaat bagi orang sekitar, yang sekali lagi dengan keislamannya
membawa atmosfer perubahan yang nyata, dan dengan pendidikan serta keahlian
yang ia miliki membawa nilai tambah yang signifikan untuk umat. Itulah pahlawan
yang sesungguhnya dari kumpulan orang-orang terbaik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar